LULUS

SETELAH mengalami masa tarik ulur panjang.alhamdulillah saya bisa lulus juga.melewati berbagai tawaran-tawaran yang menggiurkan itu.Alih-alih berpaling, saya bisa senang menaklukkan hasrat hedonis dan berbagai jabatan-jabatan yang bisa memenuhi selera manusiawiku.

Tetap bertahan di profesi ini.sungguh luar biasa. Bertahan dengan akibat kehilangan segala kemewahan.baik itu dari segi jabatan,gaji,dan juga tunjangan-tunjangan lainnya,yang belum tentu bisa kudapatkan di profesi jurnalis ini.

Apalagi di tengah kondisiku yang seperti saat ini.Luar biasa,bisa menolak dikala butuh.Ibarat menolak makanan di saat kelaparan adalah sebuah pertaruhan besar.

Tapi sudahlah,menjadi jurnalis memang bukan sekadar cari makan.Disini selalu ada pertaruhan nilai yang harus diwariskan kepada para generasi mendatang,bahwa menjadi jurnalis tetap bisa kita banggakan sampai titik akhir.

Karenanya ketika ada tawaran jabatan publik, saya punya satu kesimpulan,tidak boleh kita menanggalkan jubah profesi kita untuk alasan apapun. Biarkanlah ia menjadi contoh,bahwa ada juga segelintir jurnalis yang tidak mau menggadaikan profesinya untuk jabatan-jabatan yang wah.Profesi ini terlalu sering dijadikan alat sebagai batu loncatan.Ada jurnalis yang kemudian menjadikan profesinya ini sebagai batu loncatan untuk menjadi lebih baik di tempat lain,seperti menjadi PNS,Politisi, Pejabat Publik dan Pengusaha.Katakanlah sebagai alat semata.

Dan anehnya,mereka-mereka kemudian menjadi lebih hebat secara ekonomi dan sosial di banding ketika menjadi jurnalis saja.

Tapi biarlah itu terjadi.Setiap manusia pada lazimnya selalu mencari keuntungan dan kesenangannya sendiri-sendiri.Itulah hakekat manusia.Kalau perlu saling memangsa.

Saya senang dan bersyukur bisa bertahan dalam kesendirian dan keheningan ini,sembari mencoba memberi yang terbaik demi sebuah cita-cita luhur yang tentu bagi sebagian orang aneh dan tak masuk akal.Tapi saya senang masih bisa berbeda dengan kelaziman-kelaziman pada umumnya pada dunia yang semakin mengagung-agungkan tahta,harta dan kesenangan duniawi ini.

Saya senang bisa berkata tidak sementara orang mengatakan iya.saya senang bisa menjadi diriku sendiri dengan segala keterbatasan dan sesekali berusaha menjadi bermanfaat.

Saya senang bisa menjalani hari-hari dimana ketika orang tertidur saya masih memikirkan mereka,dan berusaha menjadi diri sendiri.Saya berharap tuhan memberiku kekuatan untuk menjadikanku lebih sederhana lagi, dan mengabdi pada profesi ini dengan sederhana pula.


makassar 7-7-2010

ketika berhasil menaklukan diri sendiri

Komentar

Postingan Populer