MENGISI KEBAIKAN

Menempuh jarak ratusan kilometer, melewati sejumlah kabupatan dan lintas provinsi.Apa yang kamu cari?Mengisi kebaikan kataku...


Rabu 2 Desember 2009, seusai menggelar Diskusi Publik Kriminalisasi Media, Ancaman Baru kebebasan Pers:Menyikapi Putusan Pailit TPI, yang dihadiri Pemred TPI Ray Wijaya,dan Direktur Keuangan TPI Ruby Pandjaitan, kami langsung bergegas ke Pare-pare.

sebelum ke Pare-pare,kami terlebih dulu singgah di Kabupaten Soppeng untuk mempersiapkan pelatihan jurnalistik 12-13 Desember mendatang.

Di Pare-pare, kami kemudian mengikuti Diskusi Publik kebebasan Berekspresi versus Pencemaran Nama Baik di Hotel Kenari.Diskusi ini khusus membahas kasus anggoat DPRD parepare Rahman Saleh yang digugat ke pengadilan oleh mantan kapolres parepare lantaran komentar kritisnya di koran.

Usai diskusi kami kemudian menghadiri sidang sang anggota DPRD dari fraksi PKS ini,bersama Aswar Hasan Ketua KPID Sulsel, Ana Rusli pengurus AJI Kota Makassar yang hari itu memberikan kesaksian di persidangan.

Usai sidang,kami langsung menuju Kabupaten Majene Sulawesi Barat. Di provinsi yang baru dimekarkan ini,kami dua hari mengikuti pelatihan jurnalistik.

5 Desember bertempat di tugu dua anak cukup,bersama jurnalis Sulbar kami menggelar aksi buat Prita dan setelah itu malamnya kami langsung balik menuju Soppeng untuk mempersiapkan pelatihan jurnalistik.

****

sibuk? tentu.tapi saya menikmati perjalanan.meski melelahkan,karena menempuh jarak ratusan kilometer tentunya.saya malah menyebutnya sebagai perjalanan membagi energi positif. tentu ini diharap akan membawa hal-hal positif, atau katakanlah sebagai upaya berbagi dan mencari pahala atau mengisi kebaikan.

Mengisi kebaikan?iya, hidup ini memang perlu dimaknai sebagai perbuatan untuk menolong sesama dan mengabdikan hidup untuk kebajikan dan peradaban.

Berbuat baik, menolong sesama, berbagi untuk siapa saja terutama bagi orang-orang yang didzalimi, sepertinya menjadi hal yang selalu menarik-narik diriku di dalam kondisi itu.

saya sendiri nyaris tak percaya?apakah saya punya kekuatan untuk itu?tapi anehnya,semakin lama kita berbuat, semakin banyak pula energi yang diberikan Tuhan.

dan kelelahan-kelelahan yang saya alami pun malah menjadi hal-hal yang menjadi pendorong untuk berbuat lebih baik lagi.Memcoba memberi makna meski itu sederhana.

dan ketika, tubuh ini berjalan di atas harapan,saya akhirnya menyadari tujuan untuk apa saya hidup.Saya akhirya menemukan diriku sendiri dan memahaminya sebagai pencapaian tertinggi menuju kualitas hidup.saya akhirnya sadar tuhan tuhan menitip keresahan itu pada diriku dan saya menyebutnya mengisi kebaikan-kebaikan setiap harinya.

Hotel Makmur Soppeng
6 Desember 2009
pukul 09.43 wita

Komentar

Postingan Populer