MENGUJI KESETIAAN

Sahabat yang baik, adalah orang selalu bersama dalam suka duka,melindungi dalam kondisi apapun dan menyebutmu dalam doa.



RABU, 4 november 2009, Christen Broecker dan Andreas Harsono dari Human Rigths Watch,sebuah lembaga pemantau HAM dunia yang berkedudukan di New York secara khusus datang ke Makassar.


Bagi saya ini pertemuan yang cukup istimewa, maklum selain kehadiran Christen, Andreas Harsono, salah seorang jurnalis cukup senior di Indonesia, juga hadir mendampinginya."Wah kunjungan yang luar biasa,"gumamku.

Tak pelak aku bersama Abdul Mutahlib, Direktur LBH Makassar dan Ana Rusli pengurus AJI Kota Makassar, datang menyambanginya ke Makassar Golden Hotel.

Kami cukup lama berbincang membahas kasus yang membelit kami, di Koalisi Jurnalis Tolak Krimnalisasi Pers Makassar.


****

Christen bertanya bagaimana perasaan saya saat ini, dan apa yang menjadi rasa kehilangan terbesar dalam hidupku saat ini?

Saya menyebutkan sejumlah hal, namun secara khusus saya menggarisbwahi, bahwa kehilangan pekerjaan di Metrotvlah yang merupakan kehilangan terbesarku.Hingga kini, bahkan hal itu masih sulit saya lupakan. Christen hanya menatapku.

****

Sebenarnya sudah beberapa bulan ini saya mencari pekerjaan untuk kembali bekerja sebagai jurnalis. Sudah banyak tempat yang aku datangi, termasuk tawaran-tawaran yang masuk. Tapi hasilnya tetap belum ada.Seseorang senior malah berujar ringan kepadaku, saya memang jurnalis yang baik,tapi tidak bisa menjadi bawahan yang baik.

"Bahaya, nanti kalau kamu bekerja di kantorku, setiap hari kamu bisa protes. Jenderal saja kamu lawan,apalagi kami,dan kamu bisa menjadi virus baru bagi para wartawan lain untuk melawan,mending kamu nggak usah jadi wartawan lagi,"katanya. Apa kamu tidak lelah jadi wartawan?

Saya hanya tersenyum. Sebegitu menakutkannya diriku?

***

Sebelumnya, berbagai tawaran telah datang. Ada seorang kawan yang menawariku jabatan direktur di sebuah instansi pemerintah. Ada juga yang menawari menjadi tim media partai besar, bahkan ada yang menawari jabatan lain. Tentu dengan tawaran-tawaran yang menggiurkan.Ada pula tawaran ke luar negeri, tawaran pindah kota dan memulai hidup baru. Tapi saya tetap tidak ingin pindah profesi.


***

Saya memilih bertahan. Menunggu peluang untuk tetap bekerja sebagai jurnalis. Dan berharap diriku diberi ketahanan untuk tidak tergiur meninggalkan profesi ini.saya masih tetap percaya suatu saat akan ada peluang itu.

***

Ditengah kesulitan ekonomi yang mendera.Saya tetap berusaha memberikan segala sesuatu yang tersisa.Melanjutkan sekolah yang saya bangun. Saya tetap setia pada tata bangunan sekolah jurnalis televisi ini. Sekolah ini tetap harus berdiri, di tengah sulitnya kondisi. Toh bagaimanpun sekolah ini harus tetap melahirkan jurnalis-jurnalis yang tangguh bagi masa depan pers Indonesia.Seburuk apapun itu situasinya.


Saya juga tetap mengajar. Ini pekerjaan mulia dan merupakan proyek akhirat. Saya tetap bersama para mahasiswaku yang dengan sangat marah, kerap kuusir dari bangku kuliah lantaran terlambat satu menit saja. Mengajar itu bukan sekadar kuliah tapi juga pendidikan. Kita harus tetap setia membangun mental dan sikap mereka untuk menjadi manusia yang berguna kelak.



Saya juga tetap akan melanjutkan kiprah lembaga komite perlindungan jurnalis dan kebebasan berkeskpresi.tetap memberikan perlindungan kepada para jurnalis dan masyarakat yang saat ini terjerat hukum. Meski dengan modal nekat dan semangat proyek balas budi terhadap profesi ini tetap harus dilanjutkan.Ada cita-cita membangun demokrasi disini.


Selain itu, untuk mengobati kerinduan, saya juga sesekali menulis, melanjutkan proyek buku dan bikin film pendek.Sebuah upaya untuk selalu dekat dengan soulmate dan si Dhana yang sudah lama kesepian lantaran tak pernah liputan lagi.

Barangkali inikah yang disebut menguji kesetiaan?

***

Saya percaya, sebagaimana saya percaya tidak ada keniscayaan dalam hidup ini. Saya akan berusaha berbagai di tengah sisa-sisa yang ada. Toh berbagi akan berakhir, setelah roh kita berpisah dari raga. Kalaupun boleh meminta: Tuhan beri aku waktu dan umur panjang untuk tetap bisa berbagi kepada sesama, meskipun itu hanya doa.

Satu hal yang pasti aku akan selalu setia pada profesi ini.Hanya maut yang bisa memisahkan kita...



makassar,16 november 2009
dinihari kepada para sahabat

Komentar

Postingan Populer