BUKU

Kita telah banyak melakukan dosa profesional, dan sudah saatnya kita memberikan kesaksian…(kutipan buku Pengkhianatan Jurnalis, Sisis Gelap Jurnalisme Kita)

Akhirnya buku yang saya tulis dua tahun lalu itu,akhirnya terbit juga. Stanley dan irawan, dari Institut Studi Arus Informasi, ISAI, selaku penerbit dan editor buku ini, yang pertama kali mengabarkannya.

Karenanya ketika 7 April lalu, Irawan datang ke Makassar,dan membawakan buku itu,saya sempat dag-diig-dug. Malah malamnya, saya sempat gelisah. Maklum, buku ini,punya dua misi penting,selain sebagai buku karya perdana. Satu sebagai bentuk pertanggungjawaban moral saya sebagai jurnalis, dan kedua, sebagai jawaban atas cita-cita saya, untuk menerbitkan sebuah buku.

Lega, rasanya, ketika buku itu sampai juga ditangan saya. Dan laksana, seorang remaja yang lagi kasmaran menerima surat cinta. Buku itu, saya bawa ke pojok ruangan, dan kubaca dengan sendirian. Dalam sekejap buku itu selesai kulahap. Alhamdulliah, kataku.
Tapi seolah tak pernah bosan, sesampai di kantor buku iitu kembali kejelajahi.Kalimat demi kalimat, halaman demi halaman,aku pelototi.

Malamnya saya membaca buku ini lagi. Tapi tiba-tiba saya menerima sms dari seorang teman saya. “Dulu khan kamu bilang, hanya ada dua hal yang ingin kamu buat dihidupmu, dan setelah itu kamu baru rela untuk mati. Pertama bikin sekolah dan bikin buku. Jadi, sekarang kamu siap-siap mati aja ya.hehehe”

Saya tersontak membacanya. Dan saya tidak membalas sms itu. Hanya saja, saya bermunajat kepada Tuhan. Jika memang Allah menginginkan saya mati muda, izinkan saya mati dalam dekapan semangat mengabdi kepada orang banyak, dalam semangat mahasiswa-mahasiswa di kampus yang akan menjadi jurnalis yang setia pada profesinya, serta dalam semangat para pembaca bukuku,yang menjadi penyaksi sejarah, akan sebuah cita-cita kecil tentang pentingnya para jurnalis berdedikasi dan bertanggungjawab.

Makassar 10 April
Di ruang Pojok Editing
Metrotv Biro Makassar

Komentar

Postingan Populer